Kemarin aku kembali mengikuti english class. Seharusnya kali ini belajarnya mulai menggunakan text book. Tapi karena kita (murid2 berlima, tapi kemarin satu orang absen karena liburan) baru aja mau mesen buku, jadinya kita kembali make beberapa lembar copy-an dari text book punya gurunya.
Seharusnya kita membahas beberapa lembar copy-an itu. Tapi ujung2nya malah ngobrol ngalor-ngidul seperti minggu lalu, get stuck dengan diskusi tentang tema di halaman pertama dari copy-an. Sampai2 gurunya di akhir kelas ngusulin kita gak perlu jadi make text book dan dia cukup membawa tema diskusi aja, supaya kita gak perlu buang2 NT$430 buat buku yang mungkin jarang tersentuh (^o^)
Well, diskusinya (atau emang lebih tepat dibilang ngobrol kali ya, karena emang ngomongnya suka keluar jauh dari tema) sendiri kemarin kerasa enak banget. Mula2 kita ngomongin tentang tema "pria dan wanita di tempat kerja". Ngobrolin tentang wanita saat ini secara umum nggak memiliki keterbatasan dibanding jaman dulu, karena wanita juga bisa memasuki kerjaan apa aja. Tapi meski begitu, sampai sekarang wanita sepertinya tetap punya opsi yang terbatas dalam pekerjaan, terutama setelah mereka menikah atau punya anak, karena wanita dianggap lebih bertanggung jawab atas urusan dalam rumah. Lebih jauh, kita juga setuju waktu bicarain bahwa wanita (yang juga bekerja di luar) mungkin menghabiskan waktu lebih banyak dibanding pria, kalau waktu bekerja di luar dan dalam rumah dijumlahkan.
Tapi nggak tau juga gimana, di tengah jalan kita mulai ngobrolin hal2 jauh di luar tema. Seperti tentang teknologi sekarang yang membuat produk jauh dari yang dibutuhkan dan membuat banyak sampah. Tapi aku tambahkan, bahwa kalau kita tidak memproduksi masal, kita juga sulit memperoleh feedback tentang perubahan/perbaikan apa yang diperlukan terhadap teknologi sekarang, yang membuat pengembangan teknologi terhambat. Sekarang mulai bermunculan teknologi daur ulang, sayang harga dari produksinya lebih mahal dari biasanya, yang membuat orang masih enggan membeli.
Kita juga ngobrolin tentang kenapa Filipina yang tingkat edukasi penduduknya tinggi, tapi tetap punya tingkat penduduk miskin yang tinggi. Padahal seharusnya pendidikan meningkatkan taraf hidup. Untuk ini, aku kasih pendapat bahwa sepertinya makin tinggi tingkat edukasi, membuat orang enggan ambil resiko untuk memulai usaha sendiri. Karena mereka akan menghitung untung-rugi sedalam2nya, yang ujung2nya membuat takut untuk memulai. Padahal mungkin disana dibutuhkan orang2 seperti ini untuk membuka lapangan kerja baru, tanpa perlu nunggu investasi dari luar.
Selain itu, satu obrolan yang menarik adalah tentang pengalaman guru yang melihat orang2 Taiwan cuek ngeliat ada orang habis di tabrak lari. Untuk yang ini, teman orang Taiwan ngasih pendapat mungkin orang2 sekitar bukannya enggan, tapi takut untuk menolong. Karena ada kasus orang yang ditabrak malah memperkarakan orang yang nolong sebagai orang yang nabrak. Hah?! Kok bisa?! Karena di Taiwan, kalau ada orang dituduh, yang tertuduh lah yang mesti membuktikan dia tidak bersalah. What?!!! Btw, pada kasus2 ini, orang yang ditabrak itu dianggap segitu teganya nuntut karena dipikir sulit untuk nangkep yang melakukan tabrak lagi, karena orangnya udah kabur. Jadinya dia mau mengambil keuntungan dari orang yang nolong. Tega benar yah. Lagi kesulitan duit atau gak ada asuransi mungkin ya dia.
Dari obrolan barusan, teman lalu menceritakan perpindahan pola pikir orang Cina, dari ajaran Mo-Tze ke ajaran Kong-Tze (Confucianism). Mo-Tze mengajarkan bahwa manusia perlu berbuat baik ke semua orang tanpa pandang bulu. Sementara Kong-Tze mengajarkan bahwa lebih natural kalau manusia memikirkan lebih dulu keluarganya, lalu masyarakat sekitar, baru kemudian negara dan yang lebih besar lagi. Karena pola pikir inilah maka orang2 mikir2 dulu untuk nolong orang. Karena itu bisa aja malah menyulitkan keluarganya. Well, yang aku pikir (dan gurunya pikir juga) aneh itu bukan pola pikir ini sih, tapi peraturan dimana yang tertuduh lah yang mesti membuktikan dia tidak bersalah!!
Hmm...english class menyenangkan juga rupanya (^_^)
heee aneh sekali kok bisa gitu yah ^-^;). Kan harusnya yang menuduhlah harus membuktikan kalau yang dituduh itu salah. naka naka kowai ru-ru.
返信削除Kalo kasus soal orang yang tak hendak ditolong padahal disekitarnya banyak orang itu sih suka dengar. Karena tak mau terlibat urusan dan berpikir biar orang lain aja yang menolong. Wah emang ajaran islam buat fastabiqul khairat itu penting banget ya. :)
speaking of wanita & pekerjaan.. di sini kan ada istilahnya untuk wanita karir yang setelah nikah berhenti kerja : 寿結婚
返信削除目指そうかな...(笑)
fian > yang lebih penting lagi itu bukan ajarannya, tapi pelaksanannya.
返信削除dinda > mezasu tte maksudnya? emang belum nikah ya? =P
hehehe... coba ada les mandarin juga ya bang. supaya bang ngga "lost in translation" terus
返信削除-mei-
yupss bener ... kalo telepati cukup antara kalian berdua yah ^-^ "mahou no kotoba" :p
返信削除uhee kena langsung ke sasaran :). Yup memang begitu mas ucok , sono toori desu .
返信削除Mei...thanks udah add yaa...udah aku approve...^_^ o ya l;upa aku kenal ama Fahmi...kalo ga salah sekarang kerja juga..besok aku mau ketemuan, mau disalamin Mei ? ^_^
返信削除titip salam ya mba buat fahmi. hehe... kangen deh sama suasana osaka. mba elsye tinggal di daerah mana di Osakanya ? (hehe... nanyanya kayak ngerti aja).
返信削除hehehe... darling dan sayang juga pake telepati ya?
返信削除titip salam ya mba buat fahmi. hehe... kangen deh sama suasana osaka. mba elsye tinggal di daerah mana di Osakanya ? (hehe... nanyanya kayak ngerti aja).
返信削除hehe... kalo darling dan sayang pake bahasa cinta ya?!!
返信削除