Pfiuh..... ternyata benar-benar tidak mudah bekerja sambil mengurus anak dalam kondisi yang jauh dari sanak keluarga. Satu bulan kemaren Naresha sakit-sakitan terus, mungkin karena beradaptasi sama virus-virus di Day Care. Panas on off hampir tiap hari. Khawatir ?! Sangat!! Kerja pun ngga konsen tapi ngga bisa minta libur sering-sering. Sedih banget musti menitipkan Naresha di Day Care khusus anak sakit. Alhamdulillah, sekarang Naresha sudah sehat dan ceria lagi. Alhamdulillah....
Bukan, bukan... Mei ingin mengeluh. Tidak mudah untuk dijalani tapi bukan berarti menjadi tidak bahagia. Mei jadi semakin tersadar betapa berharganya Naresha dan Abang.
Hm... ada komentar orang yang agak mengganjal ketika Mei cerita Naresha sakit.
" Wah... repot ya punya anak, ngga pengen punya anak" . Hehe... mau punya anak atau ngga itu hak pribadi sih, tapi kan ngga perlu sampai bilang seperti itu.
Hm.. trus tadi iseng-iseng baca blog yang membahas tentang menitipkan anak. Mei sangat mengerti kalau tugas mendidik anak adalah tugas orangtua terutama ibu. Tapi bukan berarti ibu yang menitipkan anaknya adalah ibu yang ingin membebaskan diri dari tanggungjawab mendidik anaknya. Menurut blog itu... kalo alasannya karena belajar ya memang tidak ada pilihan lain. Trus kalo bekerja gimana ya? Ada beberapa komentar, katanya banyak perempuan ingin melepaskan diri dari tugas mendidik anak memilih alasan mengaktualisasikan dengan bekerja. Hm... menurut Mei, pendapat yang dangkal. Mei amat sangat yakin bahwa walaupun seorang ibu menitipkan anaknya (dengan alasan apapun itu) tidak berarti bahwa dia ingin melepaskan diri dari tanggungjawabnya. Walaupun lelah sepulang kerja/kuliah atau aktifitas lainnya, mengurus anak tetap lah yang utama. 私にとって毎日が充実していて大変な幸せです。